Bupati Kaimana: Sektor Pendidikan Masih Jadi PR bagi Bupati Kaimana Berikutnya
KAIMANA, KT- Bupati Kaimana, Matias Mairuma, saat diwawancarai sejumlah wartawan di Kaimana, Senin (17/8/2020) usai memperingati detik-detik proklamasi RI ke 75 di kantor Bupati Kaimana, mengaku, jika sector pendidikan di Kabupaten Kaimana, masih menyimpan sejumlah masalah dan akan menjadi pekerjaan rumah bagi bupati berikutnya.
Pernyataan itu disampaikan Bupati, usai menjawab pertanyaan wartawan terkait dengan evaluasi sementara dirinya terhadap program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat selama menjabat sebagai Wakil Bupati 5 tahun dan Bupati selama 10 tahun lamanya, di HUT RI ke 75 ini.
“Terkait evaluasi 15 tahun memimpin Kaimana, saya adalah orang yang begitu kecewa berada di kantor ini. Saya Tidak bisa menutup mata, ada yang sudah dilakukan, dan masih banyak pula yang belum dilakukan ini PR ke depan seperti apa. Pada kesempatan yang baik ini, di HUT Proklamasi yang ke-75. Saya hanya melihat pendidikan belum dilaksanakan secara baik, seperti ini sudah kiamat bagi para putra-putri negeri ini. Itulah mengapa sampai detik ini, saya masih membuat statemen pendidikan adalah jembatan emas pembangunan. Kalau saya bandingkan dengan provinsi lain, kita masih kalah jauh,” ujarnya.
Apa yang perlu menjadi renungan kita ke depan, karena waktu terus menjauh, harus ada terobosoan yang briliant, ternyata memang pembangunan tidak sekedar bertanya apa yang anda buat, apakah kita masih punya hati untuk menjamah saudara-saudara kita, ini yang harus dibenahi. Jangan bicara insfraktutur, karena insfrakturtur hanya aksesibilitas antara produksi dan pasar, sehingga kalau kepala daerah ke depan tolong diperhatikan ini dengan baik.
Dia pun mengatakan, ke depannya, harus ada keberaniaan yang besar, seperti SD, SMP kita sudah buat satu atap. Satu atap ini muncul dari pemikiran bahwa motivasi pada tingkat pendidikan masih rendah.
Banyak orang Kaimana yang berhasil, karena mereka sekolah dengan motivasi yang baik di luar.
Dari akar rumput kalau tidak, ini terobosan, ekonomi orangtua juga terbatas, motivasi orangtua akan duania pendidikan juga masih sangat kurang, menyebabkan ada blunder besar yang akan ditinggalkan pada pemerintahan berikutnya.
Kalau ini dilaksanakan dengan baik, maka apa yang kita investasi pada tingkat SD dan SMP satu atap itu, tidak akan sia-sia.
Disinggung soal apakah ini, terkait dengan minimnya pasokan anggaran ke sector pendidikan, kata Bupati lagi, dalam evaluasi ABPD Pemerintah provinsi dan pusat hanya memakai alat ukur apakah pendidikan sudah dialokasi dana sesuai dengan amanat kurang lebih jangan dibawah 20 persen.
“Ini satu alat ukur IPN ini salah satu variabel di dunia pendidikan bergerak naik, namun tidak signifikan dan hanya bermain antara 0,2 digit saja setiap tahunnya. Adanya pergerakan naik, tetapi naiknya pelan. Untuk itu, ke depannya perlu dikaji secara mendalam, kita bedah data itu. Faktor apa yang menyebabkan, sehingga sector pendidikan ini bergerak hanya dengan angka itu,” tegasnya.
Bupati dua periode ini pun sangat berharap agar, ke depannya, seluruh pihak, tidak hanya sekedar mencibir, tetapi perlu berjuang bersama untuk masa depan pendidikan di Kaimana.
“Kita harus berani untuk menginvestasikan pendidikan untuk jangka panjang. Karena jika tidak, kita terlambat bersaing dengan daerah lain, yang dimekarkan bersama dengan Kaimana,” pungkasnya.(REN/SEN-R1)