Banjir, Ruas Jalan Lobo Rusak Parah, Akses Warga Lokal Lumpuh

KAIMANA, KT- Ruas Jalan Lobo yang menghubungkan 4 kampung lainnya, yakni Kampung Jarati, Faranyau, Werua, dan Orai, Kabupaten Kaimana, mengalami kerusakan parah pasca banjir besar melanda kawasan tersebut pada Selasa malam (16/9/2025) sekitar pukul 22.35 WIT. Peristiwa itu menyebabkan aktivitas transportasi warga lokal di kawasan itu terhenti total.
Seorang warga yang enggan menyebutkan namanya menuturkan, banjir datang secara tiba-tiba, meski tidak ada hujan deras sebelumnya.
“Air besar itu datang dari kali mati. Arusnya sangat kencang sampai menyeret mobil yang kami tumpangi. Mesin mobil langsung mati,” ungkapnya.
Menurut kesaksian warga, derasnya arus banjir turut membawa batang pohon besar yang kemudian menghantam kendaraan di jalan menuju ibu kota Kampung Lobo. Tingginya air yang mencapai dada orang dewasa membuat warga panik dan berupaya menyelamatkan diri.

Selain merendam jalan utama, banjir juga merusak jembatan darurat berbahan kayu yang menjadi akses vital bagi warga di lima kampung tersebut. Kondisi itu menyebabkan warga kesulitan bepergian, termasuk tenaga pendidik dan tenaga kesehatan yang bertugas di wilayah tersebut.
“Sekarang kami benar-benar terisolasi. Anak-anak tidak bisa sekolah, tenaga kesehatan kesulitan ke kampung lain, dan ekonomi masyarakat lumpuh karena akses jalan putus,” kata salah seorang warga kampung werua.
Masyarakat berharap Pemerintah Kabupaten Kaimana segera mengambil langkah cepat. Mereka meminta agar dinas terkait segera memperbaiki jalan dan jembatan penghubung agar aktivitas warga bisa kembali normal. “Kami minta pemerintah jangan tunggu lama. Jalan ini urat nadi masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, pihak pemerintah daerah maupun dinas terkait belum memberikan keterangan resmi terkait upaya penanganan darurat. Warga berharap peninjauan lapangan segera dilakukan untuk melihat langsung dampak kerusakan di lokasi.
Peristiwa banjir mendadak tanpa hujan lebat ini diduga akibat luapan air dari kali mati di kawasan hutan sekitar. Warga mengingatkan bahwa kondisi alam yang tidak menentu perlu diantisipasi dengan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan yang lebih kuat serta tahan terhadap bencana.(JRTC-R1)