Guru Honor Ini ‘Disandera’ Warga Kamaka

Alamaidin, salah seorang guru honor di SD Negeri Kamaka. | Foto:uda-KT
KAIMANA, KT- Salah seorang guru honor di Kampung Kamaka, sampai saat ini masih ditahan oleh warga Kamaka. Bahkan mereka tidak ingin melepaskannya pergi dari kampung yang berada di Teluk Triton itu. Hal ini dilakukan oleh warga, karena mereka menilai guru honor ini optimal dalam menjalankan tugasnya, selama kurang lebih 7 tahun, sejak tahun 2011 yang lalu.
Alamaidin, guru honor ini, ketika dikonfirmasi di Kampung Kamaka beberapa waktu lalu, mengungkapkan, dirinya tidak bisa berbuat apa-apa, karena warga Kamaka sudah terlanjur jatuh hati kepadanya.
“Terus terang, selama melaksanakan tugas, ada niat saya untuk mencari pekerjaan lain selain jadi guru. Namun saat berencana mau keluar dari kampung ini, Bapak Desa selalu tahan saya. Malah satu kali, ketika saya sudah punya tekad untuk meninggalkan kampung ini, Bapak Desa menatap saya dengan tatapan kosong, seolah-olah dia tidak menjawab apa yang saya sampaikan. Yah, begitulah kondisinya, akhirnya saya tidak rela untuk pergi meninggalkan Kamaka,” akunya sambil menebar senyum bahagia.
Guru honor asal Bangka Belitung ini, mengaku, sebelum ke Kaimana dan akhirnya ke Kampung Kamaka, dirinya pernah bekerja di Makassar. Namun, ketika tahun 2011 lalu, dia akhirnya meninggalkan Makassar dan menuju ke Kaimana untuk mencari pekerjaan.

“Saya sebenarnya bertugas sebagai operator sekolah. Namun karena sering tidak ada guru di sekolah, akhirnya saya yang harus masuk ke kelas-kelas. Kasihan, anak-anak sudah datang ke sekolah tetapi tidak ada guru, akhirnya saya mengajar apa adanya sesuai dengan buku yang saya pelajari,” katanya.
Dia pun mengaku, pekerjaan sebagai guru ditekuni tahun demi tahun, akhirnya dia bisa menjadi seorang guru. “Begitu sudah kami kalau di kampung. Kalau tidak ada guru, pasti kami yang harus handle, daripada anak-anak tidak dapatkan pelajaran,” tuturnya.
Dikatakan, selama melaksanakan tugas dari tahun pertama memang dirinya pernah mendapatkan tantangan. “Karena saya hanya operator sekolah saja, tidak punya basic mengajar. Tetapi saya terus mencoba untuk bisa mengajar. Alhamdulilah, saat ini saya sudah bisa dipercayakan untuk mengajar,” akunya.
Dalam keterangannya, dia menyebutkan, jumlah murid di sekolah tersebut saat ini sebanyak 58 siswa, dengan jumlah tenaga guru sebanyak 6 guru, 4 guru berstatus PNS dan 2 lainnya tenaga honor. Satu orang pendeta juga diberdayakan di sekolah tersebut untuk mengajar.(CR8-R2)