SMRC : PDI Perjuangan Harus Berkoalisi dengan Parpol Lain

0
20170108021445@3216_600x600

JAKARTA, KT- Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) memprediksi, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) pada Pilpres 2024 mendatang bisa kalah, jika tidak berkoalisi dengan partai politik lain.

 

Hal itu disampaikan Saiful Mujani, dalam keterangannya menyebutkan, dari studi yang dilakukan SMRC, pihaknya memprediksi sebanyak 4 pasangan yang akan maju dalam Pilpres mendatang.

 

4 pasangan itu yakni, Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar, yang diusung Gerindra dan PKB, Anies Baswedan bersama  Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), NasDem, Demokrat dan PKS, Ganjar Pranowo dan Puan Maharani, usungan PDI Perjuangan dan Airlangga Hartarto- Erick Thohir yang diusung Golkar.

 

Berdasarkan hasil survei SMRC pada Desember 2022, pasangan Ganjar-Puan berada di urutan ketiga 21,6 persen, di bawah pasangan Prabowo-Muhaimin 29,7 persen dan Anies-AHY 28,8 persen dan Airlangga-Erick 4,9 persen, meski saat ini pasangan Ganjar-Puan maupun Puan-Ganjar, survei elektabilitasnya cukup meyakinkan dibandingkan dengan tokoh lain.

 

Meski demikian, dia juga membeberkan jika Ganjar jika dipasangkan dengan calon selain Puan Maharani, hasilnya cukup baik.

 

 

Saiful menegaskan, jika PDI-P berkoalisi dengan partai lain dan tidak mengajak tokoh lain, maka partai berlambang Banteng Moncong Putih ini akan tersingkir, meski Ganjar diposisikan sebagai calon presiden. Dan yang masuk dalam putaran kedua Pilpres yakni Prabowo-Muhaimin dan Anies-AHY.

 

Berkoalisi dengan parpol lain, lanjut Saiful, merupakan sebuah kebutuhan politik yang tak bisa dihindarkan oleh PDI Perjuangan, karena pemilih saat ini lebih melihat koalisi antar-partai memiliki nilai yang penting. Koalisi bisa dibangun dengan tokoh siapa pun atau dengan partai mana pun.

 

Guru Besar Ilmu Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta tersebut pun menambahkan, jika PDI-P mengusung kader sendiri tanpa berkoalisi, maka kemungkinan besar suara hanya akan datang dari kader atau pendukung PDI-P.

 

Padahal, dalam pelbagai survei, suara PDI-P hanya sekitar 20 persen, yang dinilai tidak mungkin mengantarkan calon lolos ke putaran kedua.

 

“Pesan dari pemilih secara umum adalah bahwa PDI-P tidak bisa sendiri, untuk memenangkan pilpres. Pengalaman selama ini memang demikian, harus dengan cara koalisi,” pungkasnya.(*)

 


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten Ini Terlindungi !!!
Please disable your adblock for read our content.
Segarkan