Tak Ada Wasit, Panitia Tunda Pertandingan Persebur vs Amkay
KAIMANA, KT- Panitia pertandingan Rajawali Muda Cup I tahun 2020, akhirnya terpaksa menunda pertandingan semi final.
Penundaan tersebut lebih disebabkan karena tidak ada wasit yang mau memimpin jalannya laga tersebut.
Akhirnya, panitia menunda pertandingan laga semi final pertama antara Persebur FC Buruway dan Amkay FC pada Rabu, (4/3/2020) pada pukul 15.00 WIT atau jam 3 sore.
Manager pertandingan, Ricky Eramuri dalam keterangannya, saat ditelepon melalui saluran telepon selulernya, Selasa (3/3/2020) mengaku kawalahan untuk mencari wasit yang bisa memimpin jalannya laga final tersebut.
“Terus terang wasit yang sudah disiapkan oleh panitia memang sejak awal pertandingan sudah memimpin, namun karena ada insiden kecil itu yang menyebabkan mereka tidak mau lagi memimpin pertandingan. Selain itu,salah satu wasit telah menjadi Kepala Desa Inari, sehingga saat ini sedang mengikuti Musrenbang Distrik, sehingga kita tunda sampai besok, Beliau bisa memimpin jalannya laga tersebut,” ujarnya dengan nada kecewa.
Selain itu, lanjut dia, saat ini pihaknya juga sedang mencari wasit pengganti agar bisa sebagai wasit alternatif jika, besok pun masih terjadi hal yang sama seperti hari ini.
“Wasitnya sudah ada, dan baru punya waktu besok, Rabu. Sehingga kita menunda pertandingan ini. Saya atas nama panitia pelaksana menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh warga Kaimana yang sudah sejak awal mendukung dan mengikuti jalannya turnamen ini, yang pasti merasa sangat kecewa atas penundaan ini. Tetapi kami dari lubuk hati yang paling dalam sekali lagi memohon maaf, upaya kami sudah sangat maksimal, namun terbentur dengan masalah ini, sehingga terpaksa kita tunda. Namun kami akan tetap berupaya semaksimal mungkin agar pelaksanaan turnamen ini dapat berjalan dengan baik dan lancar,” ujarnya.
Terkait dengan persoalan tersebut, salah seorang wasit dalam pernyataannya mengaku, mereka bisa memimpin jalannya pertandingan, hanya saja keselamatan mereka kurang terjamin, apalagi supporter juga ikut melakukan aksi protes terhadap keputusan wasit, hingga tindakan tidak terpuji para pemain di tengah lapangan.
“Kami tidak sudi jika kami dicap yang bukan-bukan, padahal kami mau bersikap profesional, namun masyarakat memaksa kami untuk tidak profesional. Kami juga menjaga Marwah kami sebagai wasit. Mungkin ke depannya, harus diberikan pemahaman kepada publik, agar turnamen dapat berjalan dengan baik. Jika masyarakat belum teredukasi dengan baik, maka sepakbola Kaimana akan tetap berjalan di tempat seperti saat ini,” tegasnya tanpa ingin identitasnya dipublikasikan.(ANI-R1)