Pastor Benyamin Magai: Sebagai Orang Papua Harus Saling Menghormati Antar Umat Manusia
INTAN JAYA, KT- Pada hari Minggu pagi ini ada suasana yang berbeda di Sugapa, Intan Jaya. Ribuan masyarakat Orang Asli Papua (OAP) dan pendatang duduk berbaur dengan khidmat di dalam satu ruang besar dan megah. Mereka adalah umat Katolik yang sedang mengikuti Misa Perayaan Ekaristi Kudus di Gereja Santo Michael.
“Misa hari Minggu biasa ke XXVIII hari ini melibatkan empat paroki, yaitu Paroki Bilogai, Paroki Bilai, Paraoki Titigi dan Paroki Bumbulo, yang tergabung dalam Dekenat Moni Puncak Jaya, Keuskupan Timika” kata Alpius Nambagani, Ketua Panitia Pentahbisan Imamat, Minggu (10/11).
Ditambahkannya, umat yang hadir dalam Ekaristi Kudus ini sekitar 2.000 orang. Misa terasa istimewa karena dipimpin Pastor Benyamin Magai dari Paroki Nabire didampingi tiga orang Diakon yang akan ditahbiskan sebagai imam pada hari Selasa, 12 Oktober mendatang.
Di dalam kotbahnya, Pastor Benyamin Magai berkata, “Mengapa kau katakan aku baik? Tak seorangpun baik selain Allah! Engkau tentu mengetahui perintah-perintah-Nya ini: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, dan jangan memberi kesaksian palsu, serta tidak boleh menipu orang, dan hormatilah Ibu Bapakmu!”
Makanya, tegas Pastor Benyamin, sebagai orang Papua, khususnya di Kabupaten Intan Jaya harus saling menghormati antara umat manusia. Ikut memelihara perdamaian di Papua yang sudah tercipta dengan baik, terutama pada saat pentahbisan nanti.
“Saat ini adalah masa tenang sehingga tidak boleh melakukan kegiatan yang melanggar perintah Tuhan,” seru Pastor Benyamin Magai.
Misa hari minggu biasa ke XXVIII ini diisi paduan suara dari Satgas Brimob NTT dan paduan suara gabungan dari masyarakat Intan Jaya, dengan mengambil bacaan pertama dari Kitab Kebijaksanaan 7:7-11 dan bacaan kedua diambil dari Kitab Ibrani 4:12-13. Sedangkan bacaan ijil diambil dari Injil Markus 10:17-30.(MER-R1)