Dampak Covid 19 di Kaimana, Pedagang Kecil ‘Babak Belur’!

0
www.kabartriton.net

KAIMANA, KT-  Tak bisa dipungkiri, jika wabah corona virus desease (covid 19) yang saat ini sedang melanda dunia, khususnya di Kabupaten Kaimana, masyarakat yang berpenghasilan rendahlah yang paling merasakan dampaknya.

Bahkan, sejumlah pedagang kecil yang selama ini mengais rejeki dari berdagang di Pasar Inpres Krooy, babak belur dibuatnya.

Santi, salah seorang penjual pinang yang sehari-hari mengais rejeki untuk menopang kehidupan keluarganya, merasakan dampaknya selama sepekan terakhir.

“Memang kami tahu bahwa ada larangan pemerintah untuk tetap berada di rumah. Tetapi bagaimana kami bisa tinggal di rumah, jika saya tidak bekerja, maka saya tidak bisa menghidupi keluarga saya. Saya punya dua anak, mereka butuh makan. Yah, meski harus bertarung nyawa tetapi saya harus tetap berjualan untuk bisa dapat seratus dua ratus untuk bisa beli beras dan keperluan makan minum lainnya,” ujarnya sambil menghela nafas panjang, sambil mengaku penghasilannya per hari hanya Rp. 50.000 saja.

Disinggung soal masker yang seharusnya diwajibkan untuk dipakai, kata dia, dirinya sudah cari di apotik namun sudah tidak tersedia lagi.

“Kami memang menyerahkan diri kepada Tuhan saja, karena kalau tidak kerja maka nasib keluarga kami bagaimana?” pungkasnya.

Ditanya lagi soal adanya program pemerintah dengan memberikan dana sebesar Rp. 600.000 per kepala keluarga, dirinya sangat berharap agar bantuan tersebut benar-benar diberikan kepada mereka yang berkekurangan.

“Kami berharap agar bantuan itu bisa ke kami juga. Namun, selama ini memang kita tidak pernah mendapatkan bantuan. Kalau nama itu tergantung dari RT, karena kalau RT tidak masukan nama kitong, maka juga pasti tidak ada. Yah mau buat bagaimana?” tegasnya.

Lain dengan Santi, salah seorang pedagang sayur di Pasar Inpres Kroy, Lenny juga menyebutkan, selama ini beberapa pihak perusahaan yang datang mengambil sayur dalam jumlah yang banyak.

“Biasanya mereka ambil sampai dengan harga 300 ribu sekali beli. Namun karena dengan adanya corona ini, sepekan terakhir, kami kesulitan. Belum lagi harus membayar angsuran,” ujarnya dengan nada sedih.

Demikian halnya juga salah seorang pedagang nasi kuning di Pasar Inpres Krooy, Neneng mengaku, jika nasi kuning yang dijualnya selama beberapa hari terakhir tidak habis.

“Mungkin mereka takut karena corona itu, sehingga tidak ada yang beli. Sehingga saya hanya sediakan saat ini kue-kue saja. Dan terus terang, sejak corona melanda Kaimana ini, tidak terlalu banyak yang datang membeli di tempat kami,” akunya.

Rara, salah seorang pedagang ikan pun mengaku, pendapatan mereka dari hasil jual ikan semakin menurun, jika dibandingkan hari-hari sebelum corona ini melanda.

Beberapa dari pedagang lainnya pun sangat berharap agar, pemerintah daerah bisa segera mengambil kebijakan untuk membantu warga yang tidak mampu, dengan menyediakan sembako.

Disinggung soal adanya bantuan dari Partai NasDem, kata dia, dirinya tidak masuk dalam daftar.

“Kami tidak masuk dalam daftar, jadi kami tidak dapat. Kami berharap partai lain bisa membantu kami,” pungkasnya.(FOR-R1)

 

 

 

 


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten Ini Terlindungi !!!
Please disable your adblock for read our content.
Segarkan