LH Himbau Tiga Perusahaan untuk Perhatikan Kepentingan Masyarakat

2
Rapat penjelasan dokumen lingkungan hidup

Suasana rapat penjelasan dokumen lingkungan hidup di Hotel Grand Papua, Jumat (19/10). | Foto: DAR-KT


KAIMANA, KT – Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kaimana meminta kepada tiga perusahaan industri pengolahan aspal yang beroperasi di Kaimana, yakni; PT. Cipta Satria Kencana, PT.Senja Indah Persada, PT. Vita Samudera, untuk memperhatikan dampak yang dirasakan masyarakat sebagai akibat dari aktivitas ketiga perusahaan tersebut.

Bapak Manase menegaskan bahwa selama ini yang terjadi perusahan AMP yang dibangun tidak melihat kondisi mayarakat, dalam rapat penjelasan dokumen lingkungan hidup di Hotel Grand Papua, Jumat (19/10)  salah seorang warga Kampung Coa, meminta kepada PT. Cipta Satria Kencana untuk segera mengatasi persoalan yang ada. Pasalnya sebagian tanaman miliknya, rusak karena tergenangi banjir. “Perusahaan yang telah membuka jalan, ternyata berdamapak pada kebanjiran di kebun saya, hal ini membuat saya gagal panen. Sehingga saya minta perusahaan juga bisa memikirkan kerugian yang saya alami ini’’ ujarnya.

Selain itu, salah satu warga Bantemi Dalam (Ban Dalam) Ibu Amina, dalam pertemuan tersebut juga meminta kepada pihak perusahaan PT. Vita Samudera untuk mencoba memfasilitasi jalan masuk untuk warga yang tinggal di belakang perusahaan tersebut. Karena yang dialaminya selama ini, akses jalan masuk menuju rumahnya hanya  ada di dalam wilayah perusahaan. Sehingga akan mengambil resiko untuk masuk ataupun keluar rumah ketika Jam kerja perusahaan. “Setiap kali saya ingin pergi ataupun pulang, saya harus menunggu pihak perusahaan membuka pintu, dan jika jam kerja perusahaan saya harus ekstra hari-hati, karena takut ada material yang mengenai saya’’ ujarnya.

Selain itu, dia berharap kepada pihak perusahaan ketika jam kerja harus terlebih dahulu menyiram lokasinya, karena banyak sekali debu berterbangan  di lingkungan sekitarnya. Dan juga untuk perusahaan  PT.Senja Indah Persada, dia menjelasakan bahwa selama ini yang dirasakan bahwa perusahaan tersebut, tidak mengenal waktu jam istirahat sehingga mengganggu istirahat malam warga sekitar. “Kami sering tidak bisa tidur  ketika malam tiba, karena ketika mesin telah berbunyi, ada saja dari karyawan yang selalu berteriak sehingga mengganggu  kenyamanan warga di malam hari’’ ujarnya. (DAR-R2)


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten Ini Terlindungi !!!
Please disable your adblock for read our content.
Segarkan