KAIMANA, KT- Setidaknya sebanyak 316 siswa pada SD Negeri 4 Krooy Kota Kaimana, Jumat, 3 Februari 2023, terpaksa harus diliburkan.

 

Pasalnya, banjir yang terjadi pada Kamis (2/2/23) kemarin, masih menggenangi kawasan sekolah. Tinggi air banjir mencapai lutut orang dewasa.

 

Para guru di sekolah tersebut, terpaksa harus meliburkan siswa mereka, karena air banjir tak surut hingga pukul 09.00 WIT, pagi tadi.

 

Karena diliburkan, para guru yang hadir pada pagi tadi, hanya bisa membereskan peralatan sekolah yang terendam banjir.

 

“Kami sudah koordinasi dengan pihak Balai Jalan dan Jembatan. Dan besok, informasinya akan segera dibuka saluran airnya, sehingga air tidak bisa tergenang lagi,” ujar Kepala SD Negeri 4 Krooy, Aksamina Diana Eleujaan.

 

Sementara itu, Pengawas Sekolah, Amatus Mikhael Rumlus, yang juga turut hadir mendampingi para guru di sekolah tersebut pun mengatakan, kebijakan meliburkan siswa ini merupakan kebijakan tepat, karena air banjir cukup tinggi.

 

“Apalagi ini sangat berbahaya untuk anak seusia mereka (anak SD,red). Jadi jika air belum bisa dikeringkan maka kemungkinan besar, besok masih diliburkan,” jelasnya.

 

Dia juga tak memastikan, kapan hal ini bisa segera diatasi, mengingat ratusan siswa di SD Negeri 4 Krooy ini, selalu menjadi korban saat hujan deras melanda Kaimana.

 

Pantauan wartawan, air tidak bisa mengalir keluar, meski sudah dibangun saluran air, yang lebih disebabkan ada penutupan jalur banjir yang dibuka sementara, pada saat hujan beberapa waktu yang lalu.

 

“Kami sudah berkoordinasi dengan pihak Dinas PUPR berkaitan dengan hal ini. Namun, koordinasi itu menurut kami, kurang mendapatkan respon dari Dinas PUPR, sehingga terpaksa kami harus menutupnya, karena bagi kami, akan sangat riskan untuk pemukiman kami,” tegas Yulius Oron, pemilik hak ulayat tempat air banjir dari SD Negeri 4 dialirkan.

 

Dia mengaku, rumahnya terancam dari derasnya air banjir, saat hujan deras turun.

 

“Maksud saya koordinasi itu baik, sehingga ada jalan keluar yang mesti diambil. Jadi karena koordinasi pun tidak ada respon yang baik, akhirnya saya memutuskan untuk menutup saluran tersebut, karena mengancam bangunan rumah kami. Usul saya waktu itu adalah, dibangun saluran yang memudahkan air banjir bisa mengalir dan tidak mengancam bangun rumah kami, namun hal  itu tidak pernah mendapatkan respon yang baik,” ujarnya dengan nada sesal.

 

Pihak Balai Jalan dan Jembatan Wilayah Kaimana-Fakfak, melalui salah seorang stafnya, kepada wartawan menyebutkan, koordinasi sudah dilakukan oleh pihak sekolah, namun karena terbentur dengan ketersediaan alat berat, sehingga menurut dia, hari ini belum bisa dikerjakan.

 

“Belum bisa dikerjakan hari ini. Kemungkinan besok. Kita sudah koordinasi dengan Pemerintah Daerah melalui Dinas PUPR, agar nanti akan dibongkar perempatan tersebut untuk bangun saluran air yang baru. Kita akan gunakan 5 buah pipa bantuan Pemda, yang ada di samping Pujasera,” ujar staf tersebut yang enggan namanya dipublikasikan.

 

Dipastikan, Sabtu (4/2/23) besok, ratusan siswa pun masih diliburkan, karena air terus menerus menyeruak masuk ke kawasan sekolah.(CR10-R1)


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten Ini Terlindungi !!!
Please disable your adblock for read our content.
Segarkan