Dinas Pertanian Kaimana Target Produksi Pala 200 Ton

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Kaimana, Alex Furay.(FOTO: JRTC)
KAIMANA, KT– Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Kaimana, Alex Furay menargetkan tingkat produksi pala dari Kaimana setiap tahunnya sebanyak 200 ton.
Hal ini disampaikan Furay di ruang kerjanya pada Selasa, (27/5/26), saat menjawab pertanyaan wartawan berkaitan dengan produksi Pala di Kabupaten Kaimana.
Dia mengatakan, hasil pala dari Kaimana ini merupakan hasil dari program Pemerintahan Hasan-Matias periode pertama di kala itu.
“Secara pribadi maupun kelembagaan kami sampaikan terima kasih atas program sejuta pala yang pada waktu itu dicanangkan dan kebetulan Pak Hasan juga yang waktu itu sebagai bupati,” jelas Alex.
Menurutnya, data yang dihimpun pihaknya sejak tahun 2005 sampai tahun 2018 lalu, sebaran lahan produksi pala di Kabupaten Kaimana sekitar 10.000 hektar, dengan rata-rata produksinya mencapai 200 ton lebih per tahun.
Dia menambahkan, data yang dihimpun pihaknya adalah melalui hasil survei, yang telah berdampak bagi pengembangan ekonomi masyarakat khususnya petani pala dan sekaligus memperbaiki ekonomi di wilayah perkampungan.

“Kalau dilihat dari data secara nasional, Kaimana dan Fakfak merupakan daerah ketiga terbesar di Indonesia yang memproduksi Pala, setelah Ternate dan Sulawesi Utara,” akunya.
Selaku Kepala Dinas, dirinya sangat optimis jika 5 sampai 10 tahun ke depan, Papua Barat terutama Kaimana akan menjadi daerah produksi pala terbesar di Indonesia.
“Mengapa? Karena kita punya luas lahan yang cukup. Untuk itu, dengan program 1 rumah 1 hektar pala maka diharapkan ke depan Kaimana akan menjadi lumbung pala terbesar di Indonesia,” ujarnya.
Dikatakan, untuk pengembangan pala ini sudah masuk dalam RPJMD Kaimana lima tahun ke depan.
Untuk Kabupaten Kaimana, produksi Pala terbanyak ada di Distrik Teluk Arguni, namun tidak menutup kemungkinan bisa dikembangkan di 6 distrik lainnya.
Selain pala, Kaimana juga berpotensi untuk dikembangkan berbagai tanaman produksi lainnya seperti cempedak, sukun, pisang dan lainnya, sebagai komoditi lokal yang perlu diperhatikan.
“Jadi Pala Ini nanti kita integrasikan dengan padi dan komoditi yang secara alami hidupnya di satu kampung,” pungkasnya.(JRTC-R1)