Matias Mairuma : Tidak Ada Daerah yang Miskin di Papua, yang Ada Hanya Salah kelola

0

 

KAIMANA, KT– Calon DPR RI dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) dari Dapil Papua Barat, Matias Mairuma, saat memberikan kuliah umum di depan puluhan mahasiswa Politeknik Lengguru Kaimana, Sabtu (11/3/23) menegaskan, tidak ada Negara yang miskin di dunia ini, yang ada hanya karena salah kelola.

 

Dalam kuliah umum yang digelar BEM Politkenik Lengguru Kaimana, Mantan Bupati Kaimana dua periode ini menggambarkan data tentang pergerakan pembangunan di Tanah Papua.

 

“Saya berharap dengan data yang tulis oleh Dr. Agus Sumule, dan dibahas pada kesempatan ini, dapat dipahami oleh seluruh kaum intelektual khususnya di Politeknik Lengguru, untuk memahami bagaimana upaya yang mesti dilakukan oleh seluruh stakeholders yang ada di atas Tanah ini,” tegasnya.

 

Dikatakan, dana transfer uang ke Tanah Papua cukup besar, hingga triliuan rupiah setiap tahunnya, namun angka kemiskinan di atas Tanah Papua masih saja tinggi.

 

Selain itu, indeks pembangunan manusia, yang dihitung dari sejumlah variable yang ada, Tanah Papua merupakan daerah yang paling miskin di Indonesia, padahal, potensi sumber daya alam yang melimpah ruah.

 

Di depan Mahasiswa, Matias Mairuma menyebutkan, angka kemiskinan berdasarkan data BPS, sangat tinggi di wilayah-wilayah, di mana jumlah penduduknya lebih didominasi oleh Orang Asli Papua.

 

“Data ini menunjukan bahwa kita belum bisa membangun Papua dengan hati. Untuk itu, setiap pemimpin di atas tanah ini butuh leadership, baik itu di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota di atas Tanah ini,” tegasnya.

 

Dalam tulisan yang disampaikan Dr. Agus Sumule, lanjut Mairuma, terdapat beberapa daerah, yang untuk mencapai angka IPM setara dengan angka IPM nasional, maka membutuhkan waktu yang sangat lama.

 

“Salah satu contohnya adalah di Kabupaten Deiyai, yang membutuhkan waktu hingga 118 tahun, namun jika pemerintah dan masyarakat focus dan konsisten membangun, baik itu di bidang pendidikan, kesehatan maupun ekonomi kerakyatan. Namun jika tidak, maka dipastikan bisa mencapai angka di atas itu. Kabupaten Kaimana, membutuhkan waktu 20 sampai 30 tahun lamanya, barulah bisa mencapai standar angka IPM Nasional. Ini menjadi pekerjaan rumah bagi semua kita,” ujar pemimpin yang sangat mengerti dengan pembangunan di atas Tanah Papua ini.

 

Kuliah umum itu pun diakhiri dengan sesi Tanya jawab. Para mahasiswa pun sangat berharap, agar dengan kuliah umum yang dilaksanakan saat ini, dapat dilaksanakan pada event-event selanjutnya.(ANI-R1)

 


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten Ini Terlindungi !!!
Please disable your adblock for read our content.
Segarkan