Masih Ada Guru Buat Soal dengan ‘Tulisan Tangan’
KAIMANA, KT – Tidak seperti puluhan tahun yang lalu. Saat ini, guru juga diminta untuk terus membenahi dirinya, sesuai dengan tuntutan jaman. Seorang guru harus bisa berinovasi, sehingga pembelajaran yang dilakukannya bisa diterima oleh peserta didik. Sehingga sudah menjadi keharusan bagi pemerintah daerah untuk terus menodorong pembenahan kualitas tenaga pendidik dimaksud, termasuk dengan penguasaan penggunaan komputer oleh tenaga pendidik diera digital sekarang ini.
Beberapa waktu yang lalu sempat mencuat ke permukaan, bahwa ada salah satu pendidik yang terpaksa membuat soal dengan tulisan tangan, kemudian diperbanyak dan dibagikan kepada peserta didik. Mungkin orang awam tidak terlalu peduli dengan hal ini. Tapi bagi sebagian orang melihat bahwa ini satu persoalan. Karena apakah yang ditulis tenaga pendidik tersebut, mampu dibaca oleh peserta didik atau tidak.
Hal ini juga mendapatkan tanggapan dari Ketua DPRD Kabupaten Kaimana, Frans Amerbay, SE, saat dikonfirmasi di secretariat Golkar pada saat perayaan HUT Golkar ke-54, Sabtu (20/10) kemarin. Menurntya, apa yang dilakukan oknum guru ini perlu dipertanyakan. Karena melihat bahwa guru seharusnya tahu mengoperasikan komputer, atau setidaknya harus ada petugas yang mengetik soal tersebut.
“Jika dikampung mungkin boleh, tetapi ini terjadi di kota. Jadi setidaknya dari sekolah harus memperhatikan hal ini. Di masing-masing sekolah kan sudah ada tenaga tata usahanya. Kenapa tenaga tata usahanya tidak diberdayakan. Kalau hal ini terjadi di kampung yang fasilitasnya serba terbatas, mungkin tidak menjadi sorotan. Karena jika hal ini terus berlanjut, maka akan menjadi sorotan public, tentang kualitas tenaga guru maupun sekolah,” ungkapnya.
Menurntya, hal ini juga perlu diperhatikan ke depannya agar jangan sampai terulang. “Pekerjaan seperti itu kan bisa dilakukan oleh tenaga tata usaha sekolah. Ini juga perlu diperhatikan dinas terkait, sehingga jangan sampai terulang di sekolah yang sama atau sekolah lain yang ada di Kaimana. Karena untuk penyusunan soal sampai memperbanyak soal ulangan ini ka nada anggarannya dari Dinas Pendidikan. Sehingga kami berharap jangan sampai terjadi lagi hal sepert ini, dan selanjutnya dinas terkait harus bisa memberikan perhatian terkait hal ini,” ujarnya. (DAR-R2)