Banjir Kritikan, Ini Tanggapan Bupati Robi Idong
MAUMERE, FT- Bupati Sikka di NTT ini, Fransiskus Roberto Diogo, akhirnya menjawab semua kritikan yang saat ini banjir diarahkan kepadanya di masa pemerintahan saat ini.
Ditemui di kediamannya, Jalan Lingkar Luar, Selasa (2/8/2022) pagi tadi, Robi mengaku, setiap kritikan yang dilayangkan kepada dirinya merupakan sebuah bentuk proses demokrasi yang diberikan ruang oleh Negara.
“Sebagai pemimpin, kita tentunya harus siap menerima kritikan itu. Saya selalu simpan kritikan itu di dalam bejana emas,” ujar Robi Idong sedikit berfilosofi.
Dia mengatakan, dalam era demokrasi yang semakin terbuka ini, setiap pemimpin harus bisa memahami bentuk kritikan itu, ada yang konstruktif, ada yang fitnah, ada juga yang politis sekali.
“Sebagai Bupati dan sebagai publik figure, tentu saya memiliki kematangan untuk menghadapinya. Kritikan yang konstruktif, tentu perlu ada pembenahan untuk kita semakin optimal meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Kalau kritik yang fitnah itu, tidak perlu ditanggapi. Kritik yang bermanfaat (berbeda dengan kebijakan) sekalipun, akan kita gunakan sebagai daya dorong, memberikan pelayanan kepada masyarakat,” tegasnya.
Sebagai orang politik, kata dia, tentu kita harus terbuka untuk menerima kritikan itu, tetapi harus dibalikkan dengan membuktikan kepada publik dengan bekerja untuk rakyat.
Presiden Jokowi, kata dia, sudah menginstruksikan kepada seluruh kepala daerah untuk terus bekerja, kerja dan kerja memulihkan ekonomi di tengah pandemi.
“Jadi kita harus bisa bekerja untuk melayani masyarakat. Kita melayani masyarakat itu yakni datang, duduk, dengar bahkan tinggal dengan masyarakat, merasakan apa yang dirasakan oleh masyarakat. Pemimpin harus seperti itu,” katanya.
Dia menambahkan, berpolitik itu adalah bagian dari kita menyerahkan diri seutuhnya kepada Tuhan.
“Jabatan ini kan pemberian Tuhan atas kehendak rakyat. Jadi saya enjoy saja dengan kritikan itu,” ujarnya dengan nada santai.
Disinggung soal kritikan yang selama ini dilayangkan terhadap dirinya adalah bagian dari proses penggulingannya di masa pemerintahan sata ini, dirinya membenarkan hal itu.
Meski demikian, Robi yang sudah makan garam di dunia perpolitikan di Nian Tana, akan berupaya terus melaksanakan kerja-kerjanya di akhir masa kepemimpinannya di tahun 2023 mendatang.
Ditanya lagi soal suhu politik yang semakin panas saat ini, apakah PDI Perjuangan memiliki kader lain selain dirinya untuk Pilkada 2024 mendatang, kata dia, PDI Perjuangan sangat fair, belum tentu dirinya juga dapat dicalonkan.
“PDI Perjuangan sangat fair. Kita memiliki mekanisme-mekanisme tertentu yang diatur secara kepartaian, diantaranya survey elektabilitas, kapasitas, kapabilitas, komitmen dan pengabdian untuk rakyat, termasuk energi, fisik harus baik, sehat. Jabatan bukan gagah-gagahan, tetapi harus siap kerja. Rakyat akan datang satu per satu, jadi kita harus dengar,” tegas Ketua DPC PDI Perjuangan Sikka ini lagi.
Meski demikian, Robi mengaku, jika saat ini di Nian Tana sudah anyak kader.
“Ini artinya masyarakat sudah pintar membentuk kader Nian Tana untuk jadi pemimpin. Ini patut kita syukuri, bahwa Nian Tana adalah sebuah daerah yang sangat unik, melahirkan pemimpin-pemimpin baru, bukan saja di Nian Tana ini, atau di NTT saja, tetapi untuk Indonesia. Olehnya, kita serahkan saja kepada Tuhan. Saya dua kali kalah, enjoy saja, menang atau kalah ada di tangan rakyat. Menang pun bersama rakyat, kalah pun bersama rakyat,” pungkasnya.(WIN-R1)