*Akibat Longsor Siswa SD Wermenu Tidak Pernah Upacara Bendera

0

Kepala Desa Egerwara, James Furima. | Foto: KT


KAIMANA, KT – Sejak beberapa tahun terakhir ini, warga SD Wermenu sudah tidak pernah mengikuti upacara apel bendera seperti biasanya. Pasalnya halaman sekolah yang biasa digunakan untuk upacara apel bendera ini, sudah tidak layak digunakan. Kondisi ini terjadi setelah terjadinya longsor, akibat adanya pelebaran jalan yang dilakukan oleh salah satu perusahaan pada beberapa tahun lalu. Akibat tidak pernah, mengikuti upacara bendera setiap hari Senin, maka siswa siswi lulusan SD Wermenu menjadi kaku pada saat melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP.

“Saya mengharapkan bantuan pemerintah daerah, untuk bisa melihat anak –anak yang ada di kampung ini. Akibat adanya pelebaran poros jalan, membuat pondasi serta halaman sekolah tergantung. Kami berharap, agar kiranya bisa dilakukan perbaikan dengan melakukan pembangunan talud, sehingga ada lokasi untuk siswa/siswi untuk melakukan upacara bendera. Karena selama ini, mereka sekolah tidak pernah upacara. Jadi setelah mereka lanjut ke SMP mereka menjadi bingung. Kami waktu dulu sekolah, biar dengan kondisi darurat tapi tetap melaksanakan upacar bendera. Berbeda dengan sekarang ini, jaman yang sudah semakin canggih kalau tidak upacara itu kan tidak baik,” jelas kepala Desa Egerwara, James Furima kepada Kabar Triton di kampung Wermenu, Sabtu (1/12) lalu.

Lebih jauh dirinya mengakui kapan pastinya, siswa/siswi SD Wermenu tidak melaksanakan upacara bendera. Karena longsor ini sudah lama terjadi, sehingga dirinya mengaku sudah tidak mengingatnya lagi, kapan sekolah ini terakhir melaksanakan upacara apel bendera. Olehnya dirinya berharap agar ada perhatian dari dinas terkait, sehingga upacara apel bendera yang juga merupakan salah satu cara untuk memupuk rasa nasionalisme siswa/i bisa kembali berjalan.

“Sudah sejak lama saya sendiri pun sudah tidak ingat kapan pastinya. Kami sudah mengusulkan ke pemerintah daerah, melalui musrembang akan tetapi sampai saat ini belum terwujudkan. Agar kiranya bisa melihat hal ini, supaya bisa ditimbun longsor tersebut agar anak-anak kami bisa melaksanakan upacara bendera,” ujarnya.

Selain itu, Furima juga berharap kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Kaimana untuk bisa memperhatikan sekolah ini, dengan merencanakan rehabilitasi sekolah yang menurutnya sudah saatnya direhab. Menurutnya, aktifitas sekolah menjadi terganggu ketika hujan mengguyur sekolah ini, karena atapnya sudah mulai bocor.

“Selain itu juga kiranya, dapat merehab sekolah ini karena sampai saat ini masih setengah beton. Dan kondisinya juga sangat memprihatikan. Memang jumlah ruang kelasnya cukup enam kelas. Akan tetapi jika hujan, ada seng yang bocor serta lantainya juga ada yang sudah rusak,” terangnya dengan nada berharap. (ARJ-R2)


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten Ini Terlindungi !!!
Please disable your adblock for read our content.
Segarkan