‘Tangis yang Tertahan’ para Tenaga Medis di RSUD Kaimana, Pedulikah Kita?
KAIMANA, KT- Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Covid 19 Kabupaten Kaimana, dr. Alberth Kapitarau, Sp.B, akhirnya harus membuka ke publik soal hasil rapid test terhadap 1 pasien dalam pemantaun (PDP) dan 4 orang dalam pemantauan (ODP).
Dalam press releasenya kepada sejumlah wartawan, dia menuliskan suasana hati para tenaga medis yang harus dikarantina khusus, pasca penetapan hasil rapid test tersebut.
Saya dr. Alberth Kapitarau, Sp. B seorang ahli bedah di RSUD Kaimana dan Kepala Instalasi UGD RSUD Kaimana, sejak adanya pandemi corona, saya harus melayani pasien masyarakat Kaimana baik yang ODP, PDP tanpa pakai APD lengkap. Kadang mau nangis, karena saya juga manusia yang punya keluarga, punya anak, istri dan keluarga yang tunggu di rumah.
Sedih kadang, tapi saya harus tunjukan kepada teman-teman perawat di IGD RSUD Kaimana, bahwa kita harus bisa, apa pun yang terjadi.
Sejak pandemi corona sampai saat ini, saya harus pisah dengan istri dan anak saya yang sebentar lagi akan merayakan ulang tahunnya yang ke 2 tahun. Karena kami dikarantina, tentunya, tidak ada peluk cium atau canda tawa ria bersama mereka, ini semua kami lakukan untuk melawan pandemi corona di Kaimana.
Kami sangat berharap, pengorbanan kami ini bisa dibalas dengan displin warga Kaimana, untuk mau mendengar apa yang telah diarahkan oleh pemerintah. Mulai sekarang, terapkanlah physical distancing dan mendengar apa yang kami anjurkan.
Bagi yang sudah kami screening, agar jangan bohongi kami, jangan takut kepada kami dan kami siap akan membantu masyarakat Kaimana, karena masyarakat Kaimana adalah garda terdepan dan kamilah garda terakhir untuk merawat dan berjuang bersama bagi kesehatan masyarakat. Semoga Tuhan, Tete Manis menjaga kita semua.
Dia dalam keterangannya menyebutkan, apa yang ditulisnya adalah sebuah himbuan kepada masyarakat Kaimana untuk tidak menganggap remeh terhadap virus ini dan tetap mengikuti anjuran dari pemerintah.
“Kami sangat berharap, agar warga Kaimana tidak perlu panik, cemas dan takut, dengan himbauan-himbauan yang disampaikan oleh rumah sakit atau pun dinas terkait, atau pun melalui media massa dan juga yang saat ini lagi ramai dibicarakan melalui media sosial. Keresahan warga itu, adalah juga keresahan yang kami alami di RSUD Kaimana. Namun, semua itu bertujuan agar mari kita mematuhi dan menerapkan himbauan itu, mulai dari lingkungan kita sendiri, yakni pertama dari keluarga, untuk memutuskan mata rantai covid 19 ini di Kaimana,” tegasnya.
Dia lebih lanjut mengatakan, virus ini tidak terlihat oleh mata, virus ini juga bukan aib, siapa saja bisa terkena, bahkan seorang raja atau pangeran sekalipun bisa terkena.
Dia juga mengharapkan kepada masyarakat, jangan juga kita mengucilkan mereka yang dicurigai terkena virus ini, tapi mari kita membantu mereka, agar isolasi mandiri atau apapun namanya itu bisa dijalankan dengan baik.
“Kami juga pernah melihat mereka yang diminta isolasi mandiri, dibantu warga sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan mereka yang diisolasi, agar mereka tidak keluar rumah. Mungkin ini contoh yang baik, yang bisa kita terapkan di lingkungan kita. Mari kita jaga diri dan jaga keluarga kita masing-masing,” pungkasnya.(ANI-R1)