Memaknai Kemerdekaan Indonesia Maju di Tengah Perang Melawan Virus Corona

Oleh : Yakobus Gunardi Waret)*
Bangsa Indonesia kembali merayakan kemerdekaan yang ke 75. Sejarah mencatat, kemerdekaan bangsa ini lahir dengan tetesan darah dan keringat para pejuang kemerdekaan. Kita pantas berterima kasih kepada para pahlawan yang mengantar negeri ini pada kemerdekaan bangsanya. Tentu saja bukan sejarah yang pendek karena 350 tahun kita dijajah bangsa Belanda dan kini ketika Indonesia memasuki usia ke 75. Founding fathers bangsa ini adalah saksi sejarah bagaimana kemerdekaan bangsa ini direbut dari tangan penjajah. Anugerah kemerdekaan ini layak dan pantas untuk disyukuri karena diperjuangkan dengan penderitaan dan pengorbanan selama berabad-abad. Dulu para pejuang mengusir penjajah karena merasakan pengalaman dijajah merupakan pengalaman pahit dan menderita.
Masa depan bangsa ini dipertaruhkan. Harapan akan masa depan bangsa yang indah sebagaimana diamanatkan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 hanyalah utopia belaka. Tentu saja kondisi amat memprihatinkan. Ketika bangsa-bangsa lain tengah mengalami peningkatan dalam segala hal bangsa kita justru dalam keadaan terpuruk. Kemerdekaan yang diperjuangkan para pahlawan seperti tak berguna. Kemerdekaan tak lebih dari sekedar kebebasan yang tanpa batas.
Bukan hanya persoalan utopia saja yang dihadapi oleh negara saat ini tetapi juga diselimuti kecemasan untuk bisa menyelamatkan masyarakat dari serangan virus corona. Tentu saja kondisi ini amat memprihatinkan bagi pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia. Kasus perang melawan virus corona tidak hanya dialami oleh masyarakat Indonesia tetapi seluruh dunia terjadi kecemasan melawan penyebaran virus ini.
Di tengah negara sibuk memutuskan mata rantai penyebaran virus corona ada pahlawan baru yang muncul untuk membebaskan negara dari ancaman serangan virus corona yakni para medis mereka meninggalkan hidup enak, suku, agama, budaya, demi menyelamatkan seluruh masyarakat Indonesia dari ancaman virus corona dan mereka dianugrahkan jiwa perjuangan oleh para pahlawan perjuangan kemerdekakan Indonesia. Mereka meneteskan darah dan air mata agar Indonesia kembali kekeadan semula. Dengan demikian mereka melepas segala macam egoisme dan tidak memikirkan kehidupan mereka sendiri ditengah negara dalam mengalami ketidak stabilan. Inilah wujudnyata pahlawan yang kita saksikan saat ini yang patut diberi apresiasi dari seluruh masyarakat Indonesia.
Sejatinya nilai-nilai perjuangan akan senantiasa ada dalam perjalanan manusia. Kendati ruang dan waktunya berbeda, nilai-nilai perjuangan itu bersifat universal, yakni kerelaan berkorban tanpa pamrih bagi sesamanya. Nilai-nilai itu tetap relevan juga pasca negara dihadapi dengan perang melawan virus corona. Di usia kemerdekaan ke 75 bangsa ini harus melahirkan pejuang-pejuang baru yang relevan dengan keadaan bangsa ini sekarang. Ketika negara berada dalam kubangan karena krisis, kemiskinan, pengangguran maka diperlukan model perjuangan baru yang lebih relevan. Mereka yang berupaya mengatasi kemiskinan dan kebodohan adalah pejuang. Juga mereka yang berani menyelamatkan nyawa banyak orang adalah pejuang.
Kita membutuhkan figur yang layak disebut sebagai pemimpin sekaligus pejuang pada masa sekarang, saat kita tengah menghadapi krisis hampir di segala bidang kehidupan bangsa. Spirit perjuangan dan juga kepahlawanan seperti selama ini diartikan oleh orang banyak, merupakan sikap serta keberanian di atas rata-rata manusia untuk mengorbankan jiwa dan raga demi membela kepentingan umum.
Indonesia Maju Sebagai Makna Kemerdekaan

Membaca tema peringatan hari kemerdekaan RI tahun ini adalah Indonesia Maju. Memaknai kemerdekaan tidak hanya sekedar diperingati melalui kegiatan seremonial kenegaraan, tetapi perlu kita gali kembali makna perjuangan yang ada di dalamnya. Dapat kita bayangkan, sejak diproklamirkan pada 17 Agustus 1945 lalu, sampai kini kemerdekaan Indonesia sudah mencapai usia 75 tahun. Walaupun Indonesia telah merdeka sejak 75 tahun lalu dan sudah menjadi negara berdaulat, lepas dari penjajahan, namun sebagai sebuah bangsa, pada prinspnya Indonesia masih dalam proses menuju cita-cita kemerdekaan. Cita-cita kemerdekaan itu tidak lain adalah mewujudkan bangsa Indonesia yang maju, mandiri, dan sejahtera dalam keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebagai bangsa Indonesia, kita sebenarnya terikat oleh bangunan sistem kenegaraan dan kebangsaan yang digali dari akar budaya dan sosial yang dimiliki sejak berabad-abad lalu. Hal itu menjadi fondasi yang kokoh untuk berdirinya bangsa ini. fondasi kenegaraan dan kebangsaan tersebut dirumuskan dalam tekat persatuan oleh para pendiri bangsa, yang terlahir karena adanya rasa senasib dan sepenanggungan akibat penjajahan.
Merdeka adalah kebebasan. Hari ini bangsa Indonesia telah memiliki kemerdekaan dengan kebebasan mengatur, menjaga dan megembangkan serta memajukan bangsa Indoensia sesuai dengan cita-cita nasional. Dengan modal kemerdekaan itu bangsa ini dapat mengisi pembangunan dengan berbagai muatan nilai-nilai dan isi pembangunan untuk kemakmuran kesejahteraan bangsa Indonesia. Untuk menuju ke arah itu, sudah 75 tahun hingga hari ini kita bangsa Indonesia sudah berupaya sekuat tenaga dengan cara bersama-sama melakukan pembangunan tersebut. Tentu sudah banyak hasil-hasil pembangunan yang dapat kita capai. Mulai dari pembangunan fisik materil sampai kepada pembangunan mental spirtuil sudah kita dilakukan. Artinya kita sudah membangun jiwa dan raga bangsa ini untuk mengisi kemerdekaan yang kita raih.
Dari sisi mental atau jiwa bangsa Indonesia, perlu diperkuat dan disempurnakan bangunannya, agar pembangunan Fisik materil lainnya dapat terlaksana dengan baik. Oleh sebab itu diantara pembangunan jiwa bangsa yang harus kita perkokoh adalah etika berbangsa dan bernegara. Bangunan ini harus tumbuh dan kokoh dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sebab kalau tidak, maka pembangunan apapun yang dilakukan dalam mengisi kemerdekaan, maka pembangunan itu akan rapuh dan kehilangan makna. Inilah salah satu arti penting dan makna kemerdekaan yang perlu kita teguhkan kembali demi bangkitnya negara ini.
Pentingnya memperkokoh dan penegakan etika bangsa dalam semangat kemerdekaan untuk mengisi pembangunan. Kemerdekaan bangsa manapun tidak akan bermakna jika tidak diisi dengan pembangunan, baik pembangunan mental spiritual maupun pembangunan fisik dalam segala bidang. Oleh sebab itu kemerdekaan tidak hanya dimaknai terlepas dari penjajah dan kolonialisme, tetapi kemerdekaan sejatinya merupakan semangat pembangunan melaui penerapan dan implementasi nilai luhur dan etika bangsa. Bangsa yang maju tidak hanya diukur dengan kemajuan pembangunan fisik materil, tetapi kemajuan suatu bangsa, yang paling utama adalah diukur dari kemajuan mental spiritual atau jiwa bangsa.
Oleh karena itu kemerdekaan yang kita lakukan sekarang harus diberikan makna yang baru. Orientasi untuk meneguhkan nilai-nilai bersama yang saling menguatkan. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila adalah spirit dan roh kehidupan bersama. Kemerdekaan tidak terletak pada bagaimana merayakan namun hendak kita isi dengan apa kemerdekaan yang telah berhasil diraih. Kita memang berhadapan dengan tantangan masa depan yang besar. Kemerdekaan harus terus kita isi dan perjuangkan.
Akhirnya kita sebagai bangsa Indonesia berharap, peringatan ulang tahun ke-75 kemerdekaan RI tahun ini, walaupun dalam tatanan kehidupan baru, tetap mampu memperteguh semangat kemerdekaan dalam bingkai NKRI menuju Indonesia maju.
*)Penulis adalah Staf Pengajar di SMAK St. Gregorius Reo NTT