Kapal dari Aru Masuk Tanpa Ijin
KAIMANA, KT- Komandan Pos angkatan laut (AL) Kaimana, Lettu Laut Gunawan mengaku, kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh semua pihak, perairan Kaimana sering dimasuki oleh kapal-kapal yang tidak memiliki ijin dari perairan Aru. Belum lagi sarana dan prasarana penunjang yang kurang memadai, menyebabkan pihaknya sulit untuk menahan kapal-kapal tersebut.
Hal itu diungkapkan Gunawan, saat ditemui wartawan, di ruang kerjanya, belum lama ini.
Dia lebih lanjut mengatakan, untuk memaksimalkan pengawasan di sektor perikanan dan kelautan di Kabupaten Kaimana, maka POS-AL Kaimana meminta dukungan kepada pemerintah daerah Kabupaten Kaimana. Dukungan ini berupa tambahan BBM operasional pengawasan yang dilakukan oleh POS-AL Kaimana.
“Transportasi yang ada saat ini adalah Sea Rider yang diberikan oleh Lantamal. Jadi alat apung ini sudah diserahkan ke sini. Jadi kalau kita bandingkan dengan yang lalu-lalu, kita palingan hanya numpang loang boat masyarakat. Kadang kita ya, istilahnya kita cari-cari di Kesbangpol untuk bantu minyak. Jadi dulu kadang kita dengar laporan dari masyarakat, misalnya ada kapal dari luar dari Aru mereka mencari di perairan Kaimana, kita hanya terima informasinya tapi tidak bisa buat apa-apa,” ujarnya.
Menurutnya, dengan adanya bantuan Sea Rider ini, pihaknya sudah sedikit terbantu ketika melakukan pengawasan di perairan Kaimana.
“Setelah ada ini, karena kebetulan BBM juga didukung dari Lantamal tapi terbatas sekali, sehingga kita tidak bisa maksimal. Jadi, saya waktu rapat dengan Kominda, saya juga sempat sampaikan atau usulkan, supaya kepala kesbang mengusulkan kepada ketua kominda Kabupaten Kaimana, yaitu pak bupati sendiri untuk bisa mendukung kita. Misalnya ada tambahan BBM satu dua ton begitu. Biar kita lebih efektif lagi untuk patroli,” ungkapnya.
Dia juga mengatakan, kalau disesuaikan dengan ancaman pencurian perikanan di Kabupaten Kaimana yang masih tinggi, maka dalam sebulan bisa empat kali dilakukan pengawasan.
“Karena kita patroli ini, yang harusnya empat sampai lima kali dalam satu bulan, tapi karena kita mengalami keterbatasan BBM, sehingga hanya bisa kita lakukan satu dua kali saja dalam satu bulan. Misalnya kemarin Juli – Agustus, kapal-kapal dari Fakfak kan mencari telur ikan sampai ke perairan perbatasan Fakfak-Kaimana. Kita mau ke sana, kita sendiri tidak mampu, karena BBM kita tidak cukup. Karena Sea Rider ini sekali isi, 450 liter. Jadi kalau kita ke Nusaulan, balik dari sana kita masih mengalami kekurangan sekitar 100 liter, karena mesin yang digunakan 80PK dua buah, tetapi lumayan boros. Hanya larinya juga sangat cepat karena bisa mencapai 35 knot,” lanjutnya.
Walaupun mengalami keterbatasan pada BBM, namun pihaknya berusaha untuk mengoptimalkan pengawasan dengan keterbatasan yang ada.
“Kemarin seperti kegiatan SAR, saat ada insiden kebakaran kapal. Jadi masyarakat mungkin mau minta tolong ke SAR, tapi mungkin karena di sini lebih dekat, mereka duluan ke sini. Saat itu kita langsung hubungi SAR, tetapi karena SAR juga speed-nya ada di darat, sehingga kita yang duluan. Sehingga kemarin saat kejadian itu, alhamdulilah, masyarakat bisa tertolong, karena kalau tidak, kita tidak bisa bayangkan apa yang terjadi dengan penumpang di kapal tersebut,” ujarnya.
Lebih jauh, dirinya pun berharap agar ada dukungan BBM untuk POS-AL Kaimana, agar pengawasan terhadap ancaman pencurian ikan di perairan Kaimana bisa diminimalisir, karena menurutnya, tidak hanya perairan perbatasan Fakfak-Kaimana saja, tetapi ancaman pencurian ikan, terjadi juga di wilayah perairan Teluk Etna.(RIO-R2)