Literasi Rumah Baca 1001 Senja Peduli Membaca
KAIMANA, KT – Berangkat dari kepedulian sosial serta rasa cinta terhadap anak-anak didaerah ini, terutama bagi anak-anak yang putus sekolah, yang sangat berdampak pada tingkat kecerdasan serta kemampuan membaca, maka Rumah Baca 1001 Senja, hadir ditengah-tengah masyarakat Kaimana untuk memberikan bimbingan belajar kepada anak-anak tersebut.
Satu harapan yang hanya ada dibenak seluruh anggota Rumah Baca 1001 Senja adalah, beberapa tahun ke depan, sudah tidak ada lagi anak-anak Kaimana yang tidak bisa membaca. Tentunya, kegiatan yang dilakukan oleh forum swadaya beberapa orang pintar ini dilakukan diwaktu senggang mereka, untuk membantu Pemerintah Daerah Kabupaten Kaimana dalam program bebas aksara.
“Kami perduli terhadap masalah sosial yang terjadi saat ini, sehingga saya dan beberapa teman lainnya, melakukan koordinasi terkait langkah apa yang cocok untuk sedikit menyelesaikan persoalan yang terjadi. Sehingga munculah konsep Literasi. Tadinya kami mau mencoba konsep Literasi berjalan atau berpindah – pindah. Kami memulai star awal pada kompleks perumahan Kokonau, dan dari situlah kami mendapat tantangan yang cukup besar. Karena kalau boleh jujur, adik – adik kita yang berusia anak-anak bahkan remaja, mereka belum tahu membaca sama sekali. Memang ada sebagian yang sudah tahu membaca, karena mereka pernah bersekolah namun berhenti. Sehingga kami memutuskan untuk tidak melakukan Literasi berjalan, akan tetapi kita fokus gunakan Literasi tetap,” jelas Anggelina Sirfefa penggagas Literasi Rumah Baca 1001 Senja, kepada Kabar Triton di Hotel Grand Papua, Senin (10/12) kemarin.
Lanjutnya saat ini dirinya serta teman – teman pejuang Literasi lainnya yang berjumlah lima orang tersebut, melakukan pembelajaran kepada anak – anak dikawasan tersebut sesuai dengan waktu luang mereka. Namun program ini tetap fokus dilaksanakan dua kali pertemuan dalam satu minggu. “Untuk sementara ini kami masih lakukan dua kali bimbingan dalam satu minggu. Karena ada beberapa kendala yang kami hadapi,” ujarnya.
Lanjut Angelina, pihaknya juga sangat membutuhkan dukungan dari pihak lain, terutama relawan yang bisa membantu kelancaran jalannya program ini. “Kami baru memulainya tanggal 24 November 2018 kemarin, serta tergolong masih baru. Saat ini kami membutuhkan teman –teman relawan yang berlatar belakang pendidikan guru. Hal ini sangat penting, karena kami yang ada saat ini hanya dua orang yang berlatar belakang sebagai guru, yang lainnya dari latar belakang pendidikan yang berbeda. Namun karena semangat dan kecintaan kami, sehingga kami ada didepan anak – anak untuk memberikan sedikit pengetahuan yang kami miliki. Saya ucapkan banyak terima kasih, kepada pemerhati pendidikan yang sudah memberikan bantuan buku bacaan,” terangnya. (ARJ-R2)